Dorong Pasar Tumbuh Pesat, LG Kuasai AC Inverter di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Konsumsi listrik masih menjadi tema menarik guna mendongkrak penjualan home appliance atau perangkat elektronik rumah tangga. Salah satunya adalah pada perangkat air conditioner (AC/pendingin ruangan).
PT LG Electronics Indonesia untuk produk AC sejak awal tahun fokus pada perangkat AC Inverter, suatu teknologi terkini dalam menekan jumlah pemakaian listrik pada pendingin ruangan. Hasilnya, GfK (Growth from Knowledge) sebagai lembaga riset independen menyebutkan, pabrikan asal Korea Selatan ini duduk sebagai peringkat pertama kategori AC Inverter di Indonesia.
Lembaga riset andalan industri elektronik tersebut menunjukkan penguasaan LG pada 54% sebaran total AC inverter di Nusantara. Persentase ini naik pesat dari tahun lalu yang jumlahnya mencapai 11%. “Lebih dari hanya menjadi pemimpin pasar. Keberhasilan ini sekaligus menjadi kesuksesan kami dalam turut mendorong pertumbuhan penggunaan AC Inverter di Indonesia,” papar Arief Sasono Aji, Head of Product Marketing RAC LG Electronics Indonesia, baru-baru ini di Jakarta.
Pertumbuhan pasar AC Inverter di Indonesia sendiri tahun ini mencapai dua kali lipat dibandingkan 2016. Bila sebelumnya jumlah sebaran total AC Inverter di Indonesia hanya 36.000 unit, maka di 2017 terhitung hingga Agustus jumlahnya sudah 71.000.
Dalam teknologi AC hemat listrik, Arief menyebutkan, inverter memang bukanlah teknologi pertama yang diterapkan untuk membuat AC hemat listrik. Sebelumnya, berbagai pabrikan telah memperkenalkan AC low watt yang lebih menekankan pada pembatasan asupan listrik pada pengoperasian.
Namun kekurangannya, lanjut dia, teknologi AC low watt membutuhkan waktu tiga kali lebih lama dalam proses pendinginan guna mencapai suhu yang diinginkan. Sementara teknologi inverter hadir sebagai pembaruan yang teruji lebih hemat listrik. Sekaligus memiliki waktu proses pendinginan yang lebih cepat.
Sayangnya, AC berteknologi inverter biasanya tersedia terbatas pada kapasitas pendinginan bagi ruangan besar. Hal itu yang menyebabkan tingkat adopsi masyarakat pada AC hemat listrik masih rendah pada tahun-tahun sebelumnya.
Masyarakat dihadapkan pada pilihan listrik lebih hemat, tapi tidak nyaman karena lamanya waktu pendinginan. Sedangkan pendingin ruangan dengan teknologi inverter ketersediaannya terbatas pada kapasitas pendinginan bagi ruang besar.
LG lantas menghadirkan produk andalannya AC LG Inverter Dual Cool. Resmi diperkenalkan pada kuartal pertama 2017, AC Inverter terbaru tersebut diklaim membawa berbagai inovasi yang mendobrak pasar AC Inverter di Indonesia.
Dikatakan demikian karena produk tersedia dalam kapasitas pendinginan paling lengkap. AC inverter terbaru LG tersedia pada berbagai pilihan kapasitas mulai dari ½ PK, ¾ PK, 1 PK, 1 ½ PK hingga 2 PK.
“Dengan pilihan luas, lebih besar peluang masyarakat menggunakan AC berteknologi inverter. Inilah hal yang salah satunya mendorong pertumbuhan pengguna AC inverter di Indonesia,” papar Arief.
Di samping itu, pihaknya juga melengkapi AC Inverter-nya di tahun ini dengan dua fitur utama sesuai dengan karakter pengguna di Indonesia, yaitu Jet Cool dan Active Energy Saving. Berada pada iklim tropis dengan cuaca cenderung panas, menggunakan fitur Jet Cool membuat pengguna mempersingkat proses pendinginan ruangan. “AC menyemburkan suhu 18 derajat celcius sepanjang 30 menit sebelum mempertahankannya pada suhu yang diinginkan,” tutur Arief.
Sedangkan fitur Active Energy Saving menjadi terobosan dalam mengoptimalkan kerja hemat listrik AC LG Dual Cool. Wujudnya berupa empat pengaturan konsumsi daya listrik yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Mulai dari bekerja 80%, 60% hingga bekerja hanya 40% kebutuhan listrik seharusnya. Semua pengaturannya melalui kendali satu tombol pada remote control.
PT LG Electronics Indonesia untuk produk AC sejak awal tahun fokus pada perangkat AC Inverter, suatu teknologi terkini dalam menekan jumlah pemakaian listrik pada pendingin ruangan. Hasilnya, GfK (Growth from Knowledge) sebagai lembaga riset independen menyebutkan, pabrikan asal Korea Selatan ini duduk sebagai peringkat pertama kategori AC Inverter di Indonesia.
Lembaga riset andalan industri elektronik tersebut menunjukkan penguasaan LG pada 54% sebaran total AC inverter di Nusantara. Persentase ini naik pesat dari tahun lalu yang jumlahnya mencapai 11%. “Lebih dari hanya menjadi pemimpin pasar. Keberhasilan ini sekaligus menjadi kesuksesan kami dalam turut mendorong pertumbuhan penggunaan AC Inverter di Indonesia,” papar Arief Sasono Aji, Head of Product Marketing RAC LG Electronics Indonesia, baru-baru ini di Jakarta.
Pertumbuhan pasar AC Inverter di Indonesia sendiri tahun ini mencapai dua kali lipat dibandingkan 2016. Bila sebelumnya jumlah sebaran total AC Inverter di Indonesia hanya 36.000 unit, maka di 2017 terhitung hingga Agustus jumlahnya sudah 71.000.
Dalam teknologi AC hemat listrik, Arief menyebutkan, inverter memang bukanlah teknologi pertama yang diterapkan untuk membuat AC hemat listrik. Sebelumnya, berbagai pabrikan telah memperkenalkan AC low watt yang lebih menekankan pada pembatasan asupan listrik pada pengoperasian.
Namun kekurangannya, lanjut dia, teknologi AC low watt membutuhkan waktu tiga kali lebih lama dalam proses pendinginan guna mencapai suhu yang diinginkan. Sementara teknologi inverter hadir sebagai pembaruan yang teruji lebih hemat listrik. Sekaligus memiliki waktu proses pendinginan yang lebih cepat.
Sayangnya, AC berteknologi inverter biasanya tersedia terbatas pada kapasitas pendinginan bagi ruangan besar. Hal itu yang menyebabkan tingkat adopsi masyarakat pada AC hemat listrik masih rendah pada tahun-tahun sebelumnya.
Masyarakat dihadapkan pada pilihan listrik lebih hemat, tapi tidak nyaman karena lamanya waktu pendinginan. Sedangkan pendingin ruangan dengan teknologi inverter ketersediaannya terbatas pada kapasitas pendinginan bagi ruang besar.
LG lantas menghadirkan produk andalannya AC LG Inverter Dual Cool. Resmi diperkenalkan pada kuartal pertama 2017, AC Inverter terbaru tersebut diklaim membawa berbagai inovasi yang mendobrak pasar AC Inverter di Indonesia.
Dikatakan demikian karena produk tersedia dalam kapasitas pendinginan paling lengkap. AC inverter terbaru LG tersedia pada berbagai pilihan kapasitas mulai dari ½ PK, ¾ PK, 1 PK, 1 ½ PK hingga 2 PK.
“Dengan pilihan luas, lebih besar peluang masyarakat menggunakan AC berteknologi inverter. Inilah hal yang salah satunya mendorong pertumbuhan pengguna AC inverter di Indonesia,” papar Arief.
Di samping itu, pihaknya juga melengkapi AC Inverter-nya di tahun ini dengan dua fitur utama sesuai dengan karakter pengguna di Indonesia, yaitu Jet Cool dan Active Energy Saving. Berada pada iklim tropis dengan cuaca cenderung panas, menggunakan fitur Jet Cool membuat pengguna mempersingkat proses pendinginan ruangan. “AC menyemburkan suhu 18 derajat celcius sepanjang 30 menit sebelum mempertahankannya pada suhu yang diinginkan,” tutur Arief.
Sedangkan fitur Active Energy Saving menjadi terobosan dalam mengoptimalkan kerja hemat listrik AC LG Dual Cool. Wujudnya berupa empat pengaturan konsumsi daya listrik yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Mulai dari bekerja 80%, 60% hingga bekerja hanya 40% kebutuhan listrik seharusnya. Semua pengaturannya melalui kendali satu tombol pada remote control.
(mim)