Analis Peringatkan Ancaman PHK di Sektor IT
A
A
A
JAKARTA - Sektor teknologi dalam 10 tahun terakhir menjadi primadona di industri. Banyak perusahaan-perusahaan raksasa teknologi berbasis internet semacam Google, Facebook, Youtube, Yahoo, menambah kegairahan para profesional untuk bekerja di perusahaan-perusahaan yang sedang naik.
Beberapa perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, IBM, Oracle, Apple dan lainnya juga tidak pernah sepi peminat. Sektor teknologi tetap bertahan dan terus menjadi primadona para job seeker dari semua kalangan dan generasi fresh graduate maupun yang sudah berpengalaman.
Analis dari Global Equities Research, Trip Chowdhry akhir tahun lalu memprediksi bahwa 2017, sektor teknologi akan mengalami signifikan reset. "Salah satunya akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di sektor teknologi," ujar Chowdry, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Dia memperkirakan akan ada 369 ribu pekerja di sektor teknologi yang mengalami PHK tahun ini. "IBM, Cisco Systems, Oracle, Microsoft, Yahoo, dan Yelp juga lainnya akan melakukan pengurangan karyawan," imbuhnya.
Penguranan karyawan ini menurut Chowdry justru terjadi karena perubahan teknologi itu sendiri. Pergeseran tren ke arah cloud dan aplikasi mobile yang semula dirancang untuk meningkatkan produktivitas pekerja secara eksponensial, justru membuat lebih sedikit karyawan yang dibutuhkan.
Efisiensi IT meningkat signifikan dan berakibat karyawannya mengkonfigurasi middleware, bekerja untuk database, mengelola dan mengintegrasikan proses backend, secara khusus kehilangan pekerjaannya.
"Belum lagi akibat preferensi konsumen yang berubah, sesuatu yang kemarin terlihat keren, hari ini sudah tampak usang," kata Chowdry.
Contohnya, lanjut dia, Yahoo, Linkedin, dan Yelp yang mulai dianggap old fashion. "Investor harus mulai berpikir dalam kerangka anti-tren," ujarnya.
Perubahan strategi perusahaan juga memengaruhi keputusan manajemen untuk memberhentikan karyawannya. Simak saja yang dilakukan Verizon pasca akuisisi Yahoo senilai USD4,48 miliar. Raksasa ini berencana merumahkan 2.000 karyawan Yahoo, baik yang berada di California, AS, maupun di luar AS.
Sementara, perusahaan layanan streaming musik, SoundCloud juga memangkas 40% karyawannya dan menutup dua kantor mereka di AS sebagai upaya penghematan biaya dan fokus kepada peningkatan protitabilitas.
Pada 2016 beberapa raksasa global di sektor TI mengumumkan PHK terhadap pegawainya. Misalnya Microsoft yang menyatakan rencana memangkas jumlah pegawai sebanyak 2.850 orang dalam kurun 12 bulan ke depan yang menjadi bagian dari rencana perusahaan untuk memangkas 4.700 orang atau sekitar 4% dari jumlah pegawai yang ada saat itu.
Sebagian besar pegawai yang akan dirumahkan berasal dari unit bisnis ponsel pintar. Pemain TI kakap lainnya, Intel juga melakukan pemutusan terhadap 12 ribu karyawan terkait tengah tiarapnya bisnis komputer pribadi (PC) yang menjadi pasar utama Intel. Intelpun beradaptasi dan mengubah strategi guna tetap bertahan di industi dan memilih lebih fokus pada penyediaan cloud.
Efek dari berbagai pemangkasan yang dilakukan perusahaan teknologi global akibat berubahnya strategi perusahaan untuk bertahan di industri, akan terasa efeknya di Indonesia. Meski belum ada data pasti, namun secara umum, kondisi Indonesia diprediksi akan mengikuti tren global, terutama perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia.
Pada tahun lalu terjad pengurangan karyawan yang dilakukan dua pemain elektronik besar di Indonesia yaitu Panasonic dan Toshiba. Ketika Presiden Direktur Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Itchiro Suganuma menjelaskan alasan Panasonic merampoingkan perampingan jumlah karyawan karena terkait strategi perusahaan untuk menggabungkan dua unit usaha yang terdiri dari tiga pabrik yang berada di Pasuruan Jawa Timur, Cileungsi Jawa Barat, dan Cikarang Jawa Barat.
Ini dilakukan sebagai realisasi rekstrukturisasi industri lampu LED dalam mengantisipasi perkembangan kemajuan teknologi dan situasi pasar di kawasan Asia Pasifik.
Di tengah cepatnya perubahan, baik untuk tren inovasi maupun selera konsumennya sendiri di sektor teknologi, para pelaku harus dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi. Sebab, jika keputusan tidak diambil secara cepat, bukan tidak mungkin mereka harus terdepak dari sektor teknologi.
Karena itu, PHK yang terpaksa dipilih untuk menjadi salah satu strategi bertahan perusahaan-perusahaan di sektor teknologi, harus dipahami sebagai jurus pamungkas perusahaan-perusahaan ini dalam bertahan, menciptakan efisiensi, dan dapat terus memberi kontribusi bagi ekonomi dan masyarakat.
Di sisi lain, menjadi tugas pemerintah untuk memastikan bahwa hak-hak karyawan telah dipenuhi dengan baik dan benar oleh perusahaan-perusahaan yang terpaksa harus merampingkan dirinya.
Pemerintah juga didorong untuk merencanakan penyiapan upaya untuk mengantisipasi pembukaan lapangan kerja di sektor serupa atau sektor lain, untuk menampung limpahan tenaga kerja dari sektor teknologi.
Beberapa perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, IBM, Oracle, Apple dan lainnya juga tidak pernah sepi peminat. Sektor teknologi tetap bertahan dan terus menjadi primadona para job seeker dari semua kalangan dan generasi fresh graduate maupun yang sudah berpengalaman.
Analis dari Global Equities Research, Trip Chowdhry akhir tahun lalu memprediksi bahwa 2017, sektor teknologi akan mengalami signifikan reset. "Salah satunya akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di sektor teknologi," ujar Chowdry, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Dia memperkirakan akan ada 369 ribu pekerja di sektor teknologi yang mengalami PHK tahun ini. "IBM, Cisco Systems, Oracle, Microsoft, Yahoo, dan Yelp juga lainnya akan melakukan pengurangan karyawan," imbuhnya.
Penguranan karyawan ini menurut Chowdry justru terjadi karena perubahan teknologi itu sendiri. Pergeseran tren ke arah cloud dan aplikasi mobile yang semula dirancang untuk meningkatkan produktivitas pekerja secara eksponensial, justru membuat lebih sedikit karyawan yang dibutuhkan.
Efisiensi IT meningkat signifikan dan berakibat karyawannya mengkonfigurasi middleware, bekerja untuk database, mengelola dan mengintegrasikan proses backend, secara khusus kehilangan pekerjaannya.
"Belum lagi akibat preferensi konsumen yang berubah, sesuatu yang kemarin terlihat keren, hari ini sudah tampak usang," kata Chowdry.
Contohnya, lanjut dia, Yahoo, Linkedin, dan Yelp yang mulai dianggap old fashion. "Investor harus mulai berpikir dalam kerangka anti-tren," ujarnya.
Perubahan strategi perusahaan juga memengaruhi keputusan manajemen untuk memberhentikan karyawannya. Simak saja yang dilakukan Verizon pasca akuisisi Yahoo senilai USD4,48 miliar. Raksasa ini berencana merumahkan 2.000 karyawan Yahoo, baik yang berada di California, AS, maupun di luar AS.
Sementara, perusahaan layanan streaming musik, SoundCloud juga memangkas 40% karyawannya dan menutup dua kantor mereka di AS sebagai upaya penghematan biaya dan fokus kepada peningkatan protitabilitas.
Pada 2016 beberapa raksasa global di sektor TI mengumumkan PHK terhadap pegawainya. Misalnya Microsoft yang menyatakan rencana memangkas jumlah pegawai sebanyak 2.850 orang dalam kurun 12 bulan ke depan yang menjadi bagian dari rencana perusahaan untuk memangkas 4.700 orang atau sekitar 4% dari jumlah pegawai yang ada saat itu.
Sebagian besar pegawai yang akan dirumahkan berasal dari unit bisnis ponsel pintar. Pemain TI kakap lainnya, Intel juga melakukan pemutusan terhadap 12 ribu karyawan terkait tengah tiarapnya bisnis komputer pribadi (PC) yang menjadi pasar utama Intel. Intelpun beradaptasi dan mengubah strategi guna tetap bertahan di industi dan memilih lebih fokus pada penyediaan cloud.
Efek dari berbagai pemangkasan yang dilakukan perusahaan teknologi global akibat berubahnya strategi perusahaan untuk bertahan di industri, akan terasa efeknya di Indonesia. Meski belum ada data pasti, namun secara umum, kondisi Indonesia diprediksi akan mengikuti tren global, terutama perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia.
Pada tahun lalu terjad pengurangan karyawan yang dilakukan dua pemain elektronik besar di Indonesia yaitu Panasonic dan Toshiba. Ketika Presiden Direktur Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Itchiro Suganuma menjelaskan alasan Panasonic merampoingkan perampingan jumlah karyawan karena terkait strategi perusahaan untuk menggabungkan dua unit usaha yang terdiri dari tiga pabrik yang berada di Pasuruan Jawa Timur, Cileungsi Jawa Barat, dan Cikarang Jawa Barat.
Ini dilakukan sebagai realisasi rekstrukturisasi industri lampu LED dalam mengantisipasi perkembangan kemajuan teknologi dan situasi pasar di kawasan Asia Pasifik.
Di tengah cepatnya perubahan, baik untuk tren inovasi maupun selera konsumennya sendiri di sektor teknologi, para pelaku harus dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi. Sebab, jika keputusan tidak diambil secara cepat, bukan tidak mungkin mereka harus terdepak dari sektor teknologi.
Karena itu, PHK yang terpaksa dipilih untuk menjadi salah satu strategi bertahan perusahaan-perusahaan di sektor teknologi, harus dipahami sebagai jurus pamungkas perusahaan-perusahaan ini dalam bertahan, menciptakan efisiensi, dan dapat terus memberi kontribusi bagi ekonomi dan masyarakat.
Di sisi lain, menjadi tugas pemerintah untuk memastikan bahwa hak-hak karyawan telah dipenuhi dengan baik dan benar oleh perusahaan-perusahaan yang terpaksa harus merampingkan dirinya.
Pemerintah juga didorong untuk merencanakan penyiapan upaya untuk mengantisipasi pembukaan lapangan kerja di sektor serupa atau sektor lain, untuk menampung limpahan tenaga kerja dari sektor teknologi.
(izz)