Cegah Serangan Virus Malware, Gubernur BI Minta Bangun Sistem IT
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus mengantisipasi serangan virus malware yang saat ini tengah marak dan dapat mengganggu sistem kerja informasi teknologi (IT). Terlebih, untuk masa cuti kemarin semua pegawai BI sedang libur dan tidak ada mengontrol keamanan sistem IT BI.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan, pihaknya terus memperhatikan dan meminta seluruh lapisan di BI untuk membangun beberapa hal dengan disiplin, agar dapat terhindar serangan virus tersebut.
"Saya mengikuti, kok ada lagi cyber attack modus yang lainnya, tapi memang betul-betul. Akhirnya kita juga harus disiplin untuk membangun sistem, SDM, yang semua sadar bahwa kita sekarang berada di alam global dan sangat mungkin terjadi segala bentuk cyber attack," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Senin (3/7/2017).
Agus memandang perlu adanya proses untuk meyakinkan industri keuangan agar menggunakan teknologi yang di-update ke versi yang paling baru agar terhindar dari virus tersebut.
"Kita juga perlu menyakinkan agar di industri keuangan semua yang menggunakan aplikasi-aplikasi teknologi agar senantiasa menggunakan versi terakhir dan biasanya sudah dibekali untuk mencegah bentuk-bentuk siber attack," tegasnya.
Namun, Agus memastikan kondisi industri keuangan Indonesia dalam keadaan baik dan bisa mengantisipasi serangan virus data tersebut.
"Kami merasa pada saat sekarang ini, industri keuangan di Indonesia dalam keadaan baik, dan bisa mengantisipasi serangan-serangan seperti itu. Tapi kita tidak boleh lengah, kita harus tetap mempersiapkan diri karena pasti ada inovasi lain yang bisa mengganggu sistem kita," pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan, pihaknya terus memperhatikan dan meminta seluruh lapisan di BI untuk membangun beberapa hal dengan disiplin, agar dapat terhindar serangan virus tersebut.
"Saya mengikuti, kok ada lagi cyber attack modus yang lainnya, tapi memang betul-betul. Akhirnya kita juga harus disiplin untuk membangun sistem, SDM, yang semua sadar bahwa kita sekarang berada di alam global dan sangat mungkin terjadi segala bentuk cyber attack," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Senin (3/7/2017).
Agus memandang perlu adanya proses untuk meyakinkan industri keuangan agar menggunakan teknologi yang di-update ke versi yang paling baru agar terhindar dari virus tersebut.
"Kita juga perlu menyakinkan agar di industri keuangan semua yang menggunakan aplikasi-aplikasi teknologi agar senantiasa menggunakan versi terakhir dan biasanya sudah dibekali untuk mencegah bentuk-bentuk siber attack," tegasnya.
Namun, Agus memastikan kondisi industri keuangan Indonesia dalam keadaan baik dan bisa mengantisipasi serangan virus data tersebut.
"Kami merasa pada saat sekarang ini, industri keuangan di Indonesia dalam keadaan baik, dan bisa mengantisipasi serangan-serangan seperti itu. Tapi kita tidak boleh lengah, kita harus tetap mempersiapkan diri karena pasti ada inovasi lain yang bisa mengganggu sistem kita," pungkasnya.
(dmd)