Ambisi LeEco Saingi Tesla dan Apple Terkubur

Jum'at, 30 Juni 2017 - 15:04 WIB
Ambisi LeEco Saingi...
Ambisi LeEco Saingi Tesla dan Apple Terkubur
A A A
NEW YORK - Kesuksesan Tesla dan Apple membangun industri mobil otonom dan smartphone mendapat tantangan besar dari China yakni LeEco. Namun sayang ambisi LeEco, untuk mengalahkan Tesla Motors dan Apple tak seindah yang direncanakan.

Milyarder dan CEO LeEco, Jia Yueting sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan tersebut sedang berjuang mengatasi krisis. Meskipun sedang kritis LeEco berambisi untuk menaklukan pasar Amerika, dengan melakukan ekspansi secara agresif dengan menghabiskan USD250 juta untuk membeli fasilitas dari Yahoo. Dan juga berencana untuk membeli Brand TV harga terjangkau Vizio sebesar USD2 miliar.

Selain itu LeEco juga berhasil merekrut eksekutif dari perusahaan ternama seperti Google, Samsung dan lainnya untuk melancarkan ambisi LeEco. Namun sayangnya krisis yang dialami LeEco tak kunjung usai, bahkan cenderun parah.

"Kami telah memperkirakan sekitar 9 miliar yuan untuk unit-unit yang tidak terdaftar akan dapat menyelesaikan semua masalah keuangan, namun hasilnya jelas tidak sesuai dengan harapan kami," kata Jia pada pertemuan pemegang saham tahunan unit Grup, Leshi Internet Informasi & Teknologi Corp seperti dilansir dari Autoblog, Jumat (30/6/2017).

LeEco untuk mengembangkan mobil listrik mengeluakan dana mencapai USD1,08 miliar atau mencapai Rp14,2 triliun dari sejumlah investor, antara lain Legend Holdings Corp., Yingda Capital Management Co., dan China Minsheng Trust.

Dana ini bakal dimanfaatkan untuk mempercepat pengembangan mobil listrik LeEco, yang sejauh ini diberi nama LeSee. Ia mengusung konsep sedan dan bisa berjalan otomatis tanpa kendali sopir.

Mobil tersebut dirancang untuk bersaing dengan mobil listrik Tesla yang sejauh ini memimpin pasar. LeEco berkata membutuhkan uang USD1,8 miliar untuk membangun pabrik di timur China dengan target produksi 400.000 unit mobil per tahun paling cepat pada 2018.

Kepercayaan diri LeEco untuk memasukin pasar Amerika didukung dengan produk smartphone andalan mereka seperti LeEco Le Pro3 dengan harga kisaran USD 349 atau sekitar Rp. 4 Juta-an, smartphone dengan dukungan layar 5.5 inci FHD display kamera belakang 16 MP dan 8MP untuk kamera depan, serta kapasitas baterai sebesar 4070 mAh. dan Le S3 ecophone dengan harga berkisar USD199 atau setara dengan Rp. 2,5 juta.

Le S3 ecophone didukung dengan layar 5,5 inci dengan display Gorilla Glass3 dan dukungan prosesor Qualcomm Snapdragon 652, kapasitas memori internal sebesar 32GB dan RAM sebesar 3GB dengan dukungan kapasitas baterai sebesar 3000mAh. Kemudian LeEco juga mengembangkan mobil listrik pintarnya LeSee yang diprediksi akan menjadi pesaing utama mobil listrik asal Amerika Tesla. Namun mobil listrik pintar LeSee ini gagal diperkenalkan pada acara konferensi pers LeEco.

Ambisi ekspansi ini memberikan dampak buruk bagi LeEco, biaya perusahaan yang terus meningkat dan jumlah penjualan smartphone LeEco Le Pro 3 dan Le S3 ecophone ini gagal memenuhi target. Laporan dari Bloomberg mengatakan, penghasilan LeEco di AS kurang dari USD15 Juta atau setara Rp200 Miliar.

Hal ini memaksakan LeEco untuk memberhentikan karyawannya dan mengevaluasi kembali strategi bisnis mereka. Dampak ini juga membuat top eksekutif LeEco-pun mengundurkan diri dan semakin memperburuk keadaaan LeEco sekarang ini. Kisah LeEco ini menambah daftar vendor asal China seperti Xiaomi dan Huawei yang gagal menaklukan pasar Amerika.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7723 seconds (0.1#10.140)