Perbankan Sulit Kenali Nasabah Online Banking

Rabu, 14 Juni 2017 - 10:03 WIB
Perbankan Sulit Kenali...
Perbankan Sulit Kenali Nasabah Online Banking
A A A
JAKARTA - Berdasarkan hasil penelitian terbaru Kaspersky Lab dan B2B International, terhadap lebih dari 800 perwakilan dari institusi keuangan di seluruh dunia, yang berjudul Financial Institutions Security Risks terdapat 24% perbankan di seluruh dunia mengalami kesulitan ketika mengidentifikasi nasabah mereka saat memberikan layanan perbankan digital dan online. Selain itu, penlitian ini juga mengungkapkan ada lebih dari separuh perbankan (59%) melakukan antisipasi kerugian finansial, yang terus berkembang akibat penipuan, dalam tiga tahun ke depan.

Dengan meningkatnya penggunaan layanan perbankan online dan mobile, nasabah tidak hanya menjadi korban penipuan finansial, namun juga merupakan titik masuk utama untuk serangan terhadap saluran digital perbankan. Menurut penelitian, pada 2016, 30% perbankan mengalami insiden keamanan dan mempengaruhi layanan perbankan yang dioperasikan melalui Internet - diantaranya phishing terhadap nasabah, menggunakan kredensial nasabah untuk kegiatan penipuan, menjadi faktor utama yang menyebabkan serangan tersebut.

Perbankan menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah teknologi keamanan yang tidak merusak pengalaman perbankan nasabah: 38% dari organisasi yang disurvei memastikan bahwa menyeimbangkan teknik pencegahan dengan kenyamanan pelanggan menjadi salah satu masalah spesifik yang mereka hadapi.

"Ketika mempertimbangkan berbagai pendekatan dalam mengamankan saluran digital dan mobile, perbankan berusaha menghindari terlalu banyak memberikan batasan bagi nasabah. Layanan perbankan online harus mempertahankan tujuan utamanya, yaitu sebagai sebuah cara mudah untuk melakukan transaksi keuangan dalam hitungan detik. Itulah sebabnya kami sedang mengerjakan sebuah teknologi yang membantu untuk melindungi baik perbankan dan nasabah mereka tanpa menambah rutinitas keamanan ekstra dalam pengalaman perbankan nasabah." ungkap Alexander Ermakovich, Head of Fraud Prevention di Lab Kaspersky, Selasa (13/6/2017).

Selain autentikasi dua faktor dan prosedur keamanan lainnya yang digunakan oleh perbankan, Kaspersky Lab juga merekomendasikan penerapan solusi khusus yang dapat membantu mengidentifikasi apakah seseorang memiliki kewenangan, tanpa memerlukan tindakan tambahan dari pengguna.

Platform Kaspersky Fraud Prevention mengumpulkan dan menganalisis perilaku pengguna, perangkat, lingkungan, dan informasi mengenai sesi sebagai big data yang dianonimkan dan dimanifestasikan pada cloud. Risk Based Authentication (RBA) menilai risiko yang mungkin sebelum pengguna login, sementara Continuous Session Anomaly Detection mengidentifikasi pengambilalihan akun, money laundering, alat otomatis atau proses yang mencurigakan selama sesi berlangsung.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1388 seconds (0.1#10.140)