Pabrik Motorola dan Lenovo Penuhi TKDN 34%

Sabtu, 10 Juni 2017 - 10:39 WIB
Pabrik Motorola dan...
Pabrik Motorola dan Lenovo Penuhi TKDN 34%
A A A
JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan fasilitas produksi telepon seluler (ponsel) dengan merek Motorola dan Lenovo di PT Tridharma Kencana (TDK), Serang, Banten.

Pabrik ponsel berbasis 4G LTE ini telah mampu memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 34%.

"Kami terus mendorong agar smartphone bisa diproduksi di dalam negeri. Pasar di Indonesia saja ada sekitar 60 juta. Untuk itu, kami berharap ada insentif bahan bakunya dibebaskan dari pajak supaya bisa didorong manufakturingnya," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis kemarin.

Airlangga juga memberikan apresiasi kepada TDK karena dalam proses produksinya telah menggunakan perangkat berteknologi tinggi. Selain itu, menerapkan standar dan kualitas kontrol yang ketat, di mana sistemnya secara online di bawah pengawasan Motorola Mobility USA.

"Ini membuktikan bahwa Indonesia mampu mengembangkan industri teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu, Indonesia menjadi salah satu pilihan menarik dan tepat untuk berinvestasi, karena merupakan pasar terbesar ketiga di Asia setelah China dan India,” paparnya.

CEO TDK Hendryk L. Karosekali mengatakan, saat ini pelaku manufaktur dalam negeri sudah membuktikan bisa membuat perangkat telekomunikasi dari para pemilik brand ponsel global. "Kemampuan produksi kami hingga 15.000 unit per hari ini merupakan sebuah prestasi yang bisa membanggakan industri telematika di Indonesia," ujarnya.

TDK memproduksi ponsel hingga 400.000 unit per bulan. Sementara, khusus ponsel Lenovo dan Motorola, sanggup memproduksi hingga 250.000 unit per bulan. “Tidak hanya ponsel 4G kelas menengah ke bawah yang bisa diproduksi, namun kami juga sudah mencakup ponsel cerdas kelas premium," ungkap Hendryk.

Menurut Hendryk, diperlukan sinergi industri hulu dan hilir di ranah telekomunikasi, serta regulasi yang tegas agar aktivitas pembuatan ponsel di dalam negeri bisa berjalan lancar sesuai dengan koridor yang sudah ditetapkan. "Dengan makin konsistennya aturan TKDN manufaktur ini, otomatis mengerek perekonomian rakyat khususnya masyarakat sekitar pabrik. Tentunya industri smartphone makin tumbuh dan berkembang,” terangnya.

Sementara itu, Country Lead Mobile Business Group, Lenovo Indonesia Adrie R. Suhadi mengakui peluang untuk perusahaan electronic manufacturing services (EMS) di Indonesia dalam memproduksi smartphone masih sangat terbuka. “Hal ini tergantung dari kesiapan industri dan pendukung lainnya,” tegasnya.

Adrie menambahkan, pihaknya melihat TDK terus melakukan transfer pengetahuan dan teknologi. “Menurut kami, ini bentuk keseriusan TDK selaku pabrikan EMS,” ujarnya. Adrie pun mengungkapkan, perlunya dukungan dari pemerintah dalam hal ini Kemenperin karena sangat menentukan untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, industri telekomunikasi dan informatika (telematika) dalam negeri mengalami pertumbuhan signifikan. Hingga tahun 2016, terdapat 23 electronics manufacturing service (EMS), 42 merek dan 37 pemilik merek baik global maupun nasional, dengan total nilai investasi sebesar Rp7 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 13.000 orang.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1969 seconds (0.1#10.140)