Lima Prediksi Tren e-Commerce di Indonesia pada 2017
A
A
A
JAKARTA - Pada 2020, pasar e-commerce Indonesia diprediksi menembus angka USD130 miliar atau setara Rp1.730 triliun, dengan pertumbuhan per tahun sebesar 50%. Jumlah pengguna smartphone yang besar dan juga berbagai pemain yang ada di dalamnya membuat sektor ini menarik untuk diperhatikan pada 2017.
Content Marketer iPrice Group, Andrew Prasatya mengatakan, melihat karakteristik pasar yang ada di Indonesia, industri e-commerce akan terus berinovasi baik dari segi teknologi, logistik maupun aspek-aspek penting lain.
"Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia e-commerce, setiap hari saya berhadapan dengan isu dan juga perbincangan mengenai online shopping di Asia Tenggara, khususnya Indonesia," ujarnya, dalam keterangan tertulis kepada SINDOnews, Selasa (17/1/2017).
Berikut lima prediksi tren e-commerce di Indonesia pada 2017 versi iPrice:
1. Pengiriman super cepat
Permasalahan klasik yang sampai saat ini menjadi pertimbangan untuk melakukan aktivitas belanja online adalah waktu pengiriman yang lama. Pada 2016, banyak e-commerce yang berusaha mengatasi masalah ini.
"Kita bisa lihat bagaimana Tokopedia dan juga Bukalapak melakukan kerja sama dengan GoJek untuk melakukan pengiriman di hari yang sama dan Lazada dengan layanan LEX (Lazada Express)," kata Andrew.
Pada 2017, e-commerce akan semakin fokus meningkatkan layanan ini. Bakal banyak inovasi-inovasi yang dilakukan agar proses pengiriman semakin efisien. Dengan bermunculannya pemain logistik yang berbasis aplikasi, seperti Deliveree dan juga Etobee membuka kesempatan untuk e-commerce memaksilmalkan jasa pengiriman yang mereka miliki saat ini. Jasa pengambilan barang secara langsung seperti yang ditawarkan PopBox juga akan memperkaya pilihan pengiriman barang e-commerce di Indonesia.
2. Memanfaatkan robot chat
Saat ini, e-commerce memiliki divisi khusus bernama CS atau Customer Service yang bertugas menangani segala macam pertanyaan yang dimiliki pelanggan. Karena pada dasarnya pelanggan adalah raja, sehingga kepuasan pelanggan harus selalu dijaga, salah satunya dengan cara siap 24 jam jika ada yang bertanya mengenai produk, sistem pembayaran, sampai dengan masalah pengiriman.
Raksasa teknologi, seperti Google dengan Google Allo, Facebook dengan Facebook Messenger dan juga Twitter dengan Twitter Bots siap sedia membantu masyarakat dalam berbelanja. Hal ini akan menjadi tren baru bagi e-commerce, karena melihat tingkah laku masyarakat yang banyak menghabiskan waktu di media sosial seperti Facebook dan juga Twitter. Maka, terbuka kesempatan besar bagi e-commerce untuk meningkatkan interaksi dengan calon pelanggan lewat platform ini.
3. Optimalisasi smartphone
Berdasarkan press release dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, diprediksi bahwa pada 2018 jumlah pengguna smartphone aktif di Indonesia akan mencapai 100 juta orang. Jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika.
Pada 2016 jumlah transaksi PC masih lebih tinggi dibandingkan dengan transaksi melalui smartphone, yaitu 21,14 juta versus 12,82 juta. Namun, pada Januari 2017 diprediksi jumlah transaksi melalui smartphone akan mengalahkan jumlah transaksi dari PC.
Prilaku masyarakat seperti ini menjadi peluang besar bagi sektor e-commerce untuk semakin memaksimalkan aplikasi mobile yang mereka miliki saat ini. Mulai dari optimalisasi UI & UX sampai promo-promo ekslusif bagi pengguna aplikasi.
4. Program customer loyality
Sebanyak 49% pelanggan yang melakukan transaksi online mengatakan bahwa mereka rela berganti merek demi kupon. Saat ini sudah banyak kupon-kupon khusus yang dibuat oleh e-commerce untuk mendukung pengalaman belanja pelanggan. E-commerce di Indonesia juga memanfaatkan platform price comparison & coupons untuk meningkatkan penjualan dan juga pengunjung.
Pada 2017, e-commerce akan semakin banyak membuat penawaran-penawaran seperti kupon untuk menarik lebih banyak pelanggan belanja di website mereka. Kupon ekslusif di hari-hari besar seperti perayaan keagamaan atau kupon khusus untuk pengguna aplikasi akan semakin banyak bertebaran pada 2017
5. Opsi pembayaran lebih banyak
Berdasarkan data yang dipaparkan WSJ, salah satu tantangan terbesar dalam dunia e-commerce Indonesia adalah masih rendahnya penetrasi kartu debit dan juga kredit. E-commerce melihat hal ini dan mulai datang dengan alternatif pembayaran, seperti Cash on Delivery atau bayar di tempat yang dimiliki Lazada dan juga Bukalapak dan Tranfer melalui ATM.
Pada 2017 E-Commerce akan semakin agresif lagi dalam menyediakan berbagai alternatif sistem pembayaran yang dapat memudahkan pelanggan. Hadirnya E-wallet yang dimiliki perusahaan telekomunikasi dan juga startup-startup yang menyamai PayPal, seperti iPaymu dan juga PonselPay membuka lebar kesempatan bagi e-commerce untuk menyediakan banyak opsi pembayaran bagi pelanggan.
Content Marketer iPrice Group, Andrew Prasatya mengatakan, melihat karakteristik pasar yang ada di Indonesia, industri e-commerce akan terus berinovasi baik dari segi teknologi, logistik maupun aspek-aspek penting lain.
"Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia e-commerce, setiap hari saya berhadapan dengan isu dan juga perbincangan mengenai online shopping di Asia Tenggara, khususnya Indonesia," ujarnya, dalam keterangan tertulis kepada SINDOnews, Selasa (17/1/2017).
Berikut lima prediksi tren e-commerce di Indonesia pada 2017 versi iPrice:
1. Pengiriman super cepat
Permasalahan klasik yang sampai saat ini menjadi pertimbangan untuk melakukan aktivitas belanja online adalah waktu pengiriman yang lama. Pada 2016, banyak e-commerce yang berusaha mengatasi masalah ini.
"Kita bisa lihat bagaimana Tokopedia dan juga Bukalapak melakukan kerja sama dengan GoJek untuk melakukan pengiriman di hari yang sama dan Lazada dengan layanan LEX (Lazada Express)," kata Andrew.
Pada 2017, e-commerce akan semakin fokus meningkatkan layanan ini. Bakal banyak inovasi-inovasi yang dilakukan agar proses pengiriman semakin efisien. Dengan bermunculannya pemain logistik yang berbasis aplikasi, seperti Deliveree dan juga Etobee membuka kesempatan untuk e-commerce memaksilmalkan jasa pengiriman yang mereka miliki saat ini. Jasa pengambilan barang secara langsung seperti yang ditawarkan PopBox juga akan memperkaya pilihan pengiriman barang e-commerce di Indonesia.
2. Memanfaatkan robot chat
Saat ini, e-commerce memiliki divisi khusus bernama CS atau Customer Service yang bertugas menangani segala macam pertanyaan yang dimiliki pelanggan. Karena pada dasarnya pelanggan adalah raja, sehingga kepuasan pelanggan harus selalu dijaga, salah satunya dengan cara siap 24 jam jika ada yang bertanya mengenai produk, sistem pembayaran, sampai dengan masalah pengiriman.
Raksasa teknologi, seperti Google dengan Google Allo, Facebook dengan Facebook Messenger dan juga Twitter dengan Twitter Bots siap sedia membantu masyarakat dalam berbelanja. Hal ini akan menjadi tren baru bagi e-commerce, karena melihat tingkah laku masyarakat yang banyak menghabiskan waktu di media sosial seperti Facebook dan juga Twitter. Maka, terbuka kesempatan besar bagi e-commerce untuk meningkatkan interaksi dengan calon pelanggan lewat platform ini.
3. Optimalisasi smartphone
Berdasarkan press release dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, diprediksi bahwa pada 2018 jumlah pengguna smartphone aktif di Indonesia akan mencapai 100 juta orang. Jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika.
Pada 2016 jumlah transaksi PC masih lebih tinggi dibandingkan dengan transaksi melalui smartphone, yaitu 21,14 juta versus 12,82 juta. Namun, pada Januari 2017 diprediksi jumlah transaksi melalui smartphone akan mengalahkan jumlah transaksi dari PC.
Prilaku masyarakat seperti ini menjadi peluang besar bagi sektor e-commerce untuk semakin memaksimalkan aplikasi mobile yang mereka miliki saat ini. Mulai dari optimalisasi UI & UX sampai promo-promo ekslusif bagi pengguna aplikasi.
4. Program customer loyality
Sebanyak 49% pelanggan yang melakukan transaksi online mengatakan bahwa mereka rela berganti merek demi kupon. Saat ini sudah banyak kupon-kupon khusus yang dibuat oleh e-commerce untuk mendukung pengalaman belanja pelanggan. E-commerce di Indonesia juga memanfaatkan platform price comparison & coupons untuk meningkatkan penjualan dan juga pengunjung.
Pada 2017, e-commerce akan semakin banyak membuat penawaran-penawaran seperti kupon untuk menarik lebih banyak pelanggan belanja di website mereka. Kupon ekslusif di hari-hari besar seperti perayaan keagamaan atau kupon khusus untuk pengguna aplikasi akan semakin banyak bertebaran pada 2017
5. Opsi pembayaran lebih banyak
Berdasarkan data yang dipaparkan WSJ, salah satu tantangan terbesar dalam dunia e-commerce Indonesia adalah masih rendahnya penetrasi kartu debit dan juga kredit. E-commerce melihat hal ini dan mulai datang dengan alternatif pembayaran, seperti Cash on Delivery atau bayar di tempat yang dimiliki Lazada dan juga Bukalapak dan Tranfer melalui ATM.
Pada 2017 E-Commerce akan semakin agresif lagi dalam menyediakan berbagai alternatif sistem pembayaran yang dapat memudahkan pelanggan. Hadirnya E-wallet yang dimiliki perusahaan telekomunikasi dan juga startup-startup yang menyamai PayPal, seperti iPaymu dan juga PonselPay membuka lebar kesempatan bagi e-commerce untuk menyediakan banyak opsi pembayaran bagi pelanggan.
(dmd)