Aplikasi FoodGasm Permudah Reservasi-Delivery Order Makanan

Senin, 28 November 2016 - 20:22 WIB
Aplikasi FoodGasm Permudah Reservasi-Delivery Order Makanan
Aplikasi FoodGasm Permudah Reservasi-Delivery Order Makanan
A A A
JAKARTA - Aplikasi besutan Fitrah Akbar Budiono, wiraswasta muda asal Serpong yang dinamai FoodGasm ini menghadirkan aplikasi layanan reservasi dan antar makanan dari pedagang kaki lima.

Aplikasi ini berawal saat Fitrah dan teman-temannya kesulitan mereservasi dan delivery order di restoran pada 2013. "Layanan reservasi dan delivery order hanya dimiliki restoran kelas B sampai A+. Layanan tersebut belum dimiliki pelaku industri UKM yang potensinya lebih besar dibanding restoran kelas B sampai A+," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Senin (28/11/2016).

Sejak 2013, Fitrah menuangkan ide dan gagasan aplikasi FoodGasm. Selain ditujukan untuk pasar yang lebih besar hingga restoran pinggir jalan dan pedagang kaki lima, keunggulan lainnya dari FoodGasm dapat mempermudah transaksi pembayaran.

Sampai saat ini dalam sistem food delivery order yang ada, para driver pengantar mesti melakukan pembayaran terlebih dahulu atau talangan. Padahal, tidak semua driver pengantar memiliki dana talangan.

"Selain itu, masih adanya kasus penyimpangan (fraud) yang dilakukan user fiktif, pada akhirnya merugikan driver. Nah, FoodGasm hadir sebagai solusi bersama," ujar pria dengan latar belakang pendidikan akutansi itu.

Aplikasi FoodGasm akan memudahkan konsumen karena dapat diinstal di smartphone yang terkoneksi dengan smart printer di merchant-merchant yang notabene adalah restoran dan pedagang makanan secara luas.

"Khusus untuk merchant (penjual makanan), kami akan mengarahkan untuk membuat account di e-wallet sehingga hasil transaksi bisa mereka ambil di convinience store atau ATM bank yang sudah bekerja sama dengan FoodGasm, pada hari yang sama selepas mereka menutup lapak dagangan," paparnya.

Dengan demikian, merchant yang kebanyakan usaha kecil menengah (UKM) tidak harus memiliki bank account, cukup memiliki account e-wallet. Artinya cukup memiliki nomor ponsel dan user bisa melakukan pembayaran melalui berbagai macam payment channel.

Di sisi lain, driver tidak harus mengeluarkan uang talangan, mereka hanya bertanggung jawab mengantar sampai tujuan. Integrasi antara aplikasi FoodGasm di smartphone dan smart printer membuat UKM leluasa mengelola order serta menerbitkan print bukti pembelian dan pembayaran.

Dalam smartprinter juga disediakan delivery button yang akan otomatis memanggil driver pengantar dalam radius 3 km ketika pesanan sudah jadi dan siap diantar. Aplikasi ini akan memudahkan UKM terutama pedagang kaki lima seperti penjual roti bakar pinggir jalan, penjual martabak, penjual bakso, dan lainnya.

"Dengan integrasi menggunakan e-wallet, konsumen juga disediakan alternatif pembayaran selain cash, yakni dengan kartu kredit," ujar dia.

Pihaknya mengaku ide pembuatan FoodGasm telah melalui proses panjang sejak 2013. Setelah melalui masa trial & error serta proses research and development (R&D) selama tiga tahun, baru berani memperkenalkan ke publik. "Kami telah melalui proses R&D dan soft launching product serta pendaftaran merchant," tuturnya.

Fitrah mengaku optimistis dapat menjaring 350.000 user dan 1.500 merchant pada tahun pertama setelah grand launching. Target tersebut akan terus tumbuh seiring penetrasi pasar yang tepat dan efektif.

Untuk mendukung pertumbuhannya, FoodGasm membutuhkan peran pemerintah untuk melakukan penetrasi lebih dalam, serta memajukan industri kecil untuk memasuki persaingan global. "Bukan hanya fasilitas pendanaan, kami juga butuh pemerintah untuk sosialisasi dan kerja sama dalam bidang edukasi pengguna agar dapat dinikmati setiap kalangan," paparnya.

Aplikasi ini salah satu pemenang juara I IWIC 10 untuk kategori university students & public-Apps. Sebanyak 34 peserta menjadi juara pada IWIC 10 dari total 3.592 proposal yang diterima, baik ide maupun aplikasi dari Indonesia dan peserta global seperti Jepang dan Myanmar.

IWIC merupakan ajang kompetisi/kontes ide dan aplikasi yang digelar Indosat Ooredoo untuk merangsang minat generasi muda Indonesia di dunia digital.

Pada penyelenggaraan tahun ke-10 ini, IWIC Go Global difokuskan untuk mensejajarkan talenta digital Indonesia dengan pemain internasional melalui kompetisi penciptaan ide dan aplikasi. Tema ini digunakan seiring dengan banyaknya aplikasi mobile yang diciptakan untuk memudahkan hidup masyarakat banyak.

"Kami sangat senang dengan hadirnya generasi muda dari luar negeri, yang secara otomatis memberikan kesempatan pada developer muda terbaik Indonesia bersaing dengan para developer global," kata Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4249 seconds (0.1#10.140)