Mendung, Airlander Batal Terbang

Senin, 15 Agustus 2016 - 13:58 WIB
Mendung, Airlander Batal Terbang
Mendung, Airlander Batal Terbang
A A A
AIRLANDER - Penerbangan perdana pesawat terbesar di dunia ditunda karena ada ganguan teknis. Airlander perpaduan antara pesawat, balon udara dan helikopter, Ailander tengah menjalani uji coba di Inggris.

Cardington Airfield di Bedfordshire, hari Minggu 14/8/2016 mengatakan Airlander punya 'masalah teknis' untuk Alasan keamanan

" Pesawat hanya bisa terbang di siang hari untuk uji terbang dan itu Ditakutkan penerbangan tidak akan diselesaikan. Pasalnya di Inggris sedang mendung sehingga pencahayaan gelap," tutur Cardington Airfield, seperti dilansir Daily, Senin (15/8/2016).

Kapal udara terbesar di dunia yang telah dikembangkan di Inggris selama 3 tahun memiliki ukuran satu lapangan bola dan ketinggian dari 6 bus bertingkat. Uji coba akan dilakukan di bandara Cardington, Bedfordshire setelah sayap dan mesin sudah terpasang.

Guna mendapatkan kelayakan terbang dari Civil Aviation Authority dan European Aviation Safety Agency, Airlander terlebih dahulu harus harus menjalani pengalaman terbang selama 200 jam.

Balon udara berisikan helium terbuat dari serat karbon dan memiliki panjang 92 meter, lebar 43 meter dan ketinggian yang mencapai 26 meter.

Desainer dan produsen kapal terbang asal Inggris, Hybrid Air Vehicles, awalnya membuat Airlander sebagai kapal pengintai untuk militer AS. Namun mereka menarik diri dari proyek tersebut karena terlalu mahal.

Ia juga menjelaskan bahwa Airlander lebih besar daripada pesawat terbang terbesar di dunia, A380, tapi hanya bisa terbang lebih rendah dan pelan.

Airlander mendapatkan namanya dari beban yang bisa ditopangnya, yakni 10 ton. Balon udara berisikan helium terbuat dari serat karbon dan memiliki panjang 92 meter, lebar 43 meter dan ketinggian yang mencapai 26 meter.

Airlander memiliki kecepatan maksimal 148 km per jam, mampu mengudara selama tiga minggu, dan menampung hingga 50 penumpang. Kapal udara tersebut memiliki kecepatan maksimal 148 km per jam, mampu mengudara selama tiga minggu, dan menampung hingga 50 penumpang.

Airlander juga memiliki kemampuan untuk mengudara dalam temperatur ekstrem, menjadikannya sebagai kendaraan yang paling memadai untuk melakukan pencarian dan penyelamatan, observasi lingkungan serta pemantauan polisi.

Berbekal empat mesin diesel turbo charger, Airlander hanya menghabiskan seperempat bahan bakar yang umumnya digunakan oleh pesawat terbang.

Sebelumnya Airlander dibanderol US$ 122 juta, namun setelah AS menarik diri, proyek tersebut dipindahkan ke Inggris, mendapatkan dana US$ 26 juta dari investasi swasta , pemerintah dan bantuan sebesar US$ 12 juta dari Uni Eropa.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7434 seconds (0.1#10.140)