Tren Belanja Online di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Bagi orang yang aktivitas sehari-harinya lekat dengan internet, istilah belanja online atau online shopping tidak asing lagi. Intinya tetap sama dengan proses belanja di toko atau mal, bedanya hanya pembayaran dan bentuk pengiriman barang.
Contoh sederhana seseorang mencari baju di online shop, tinggal mengisi formulir aplikasi termasuk memilih cara pembayaran dan menyetujui persyaratan. Dalam beberapa hari atau bahkan satu hari saja, barang sudah terkirim melalui kurir. Cara ini terlihat lebih simpel dan praktis. Tetapi, apakah keberadaannya dapat menyaingi toko dan mal yang terus bermunculan?
Beberapa tahun belakangan, belanja online semakin diminati masyarakat urban yang telah hidup berdampingan dengan internet, kususnya anak muda. Hal ini tidak terlepas dari jasa media sosial yang secara tidak langsung membuka jalan para penjual online ini.
"Tren berbelanja online memang tengah naik daun, terlebih lagi kepraktisan yang diberikan sangat memanjakan para penggila belanja. Kita tidak perlu repot lagi mengeluarkan biaya banyak cukup duduk manis dan barang yang diinginkan pun langsung diantar,” ungkap Amelia Masniari, salah seorang penggagas komunitas Miss Jinjing.
Wanita yang akrab disapa Amy ini menyebutkan, ada sensasi tersendiri antara berbelanja langsung dengan online. Jika berbelanja secara langsung kita bisa merasakan dan mencoba sendiri barang yang ingin kita beli, sedangkan berbelanja secara online kita harus banyak mencari referensi dan detail melihat keterangan barang yang ingin kita beli.
Barang yang banyak laku tentu saja tidak jauh-jauh dari gadget, aksesoris seperti tas dan topi, serta pakaian (fashion). Begitu juga dengan Facebook, Twitter, BBM, dan baru-baru saja Instagram juga menjadi sasaran empuk bagi para penjual online untuk memasarkan produknya.
Untuk memberi perbandingan yang jelas, banyak orang yang memilih belanja online karena alasan-alasan tertentu dan bersifat menguntungkan. Melalui belanja online, lebih banyak waktu dan uang yang bisa dihemat selain lebih praktis. Tidak perlu menghabiskan waktu di perjalanan yang terkadang macet, uang bensin, dan uang parkir ketika membawa pribadi. Bahkan, ada toko online yang memberikan jasa pelayanan antara barang secara gratis.
Beberapa orang masih merasa ragu belanja online karena masalah pembayaran. Namun semakin hari pembayaran itu semakin banyak pilihannya. Konsumen diberi kemudahan dengan adanya beberapa pilihan pembayaran mulai transfer melalui bank, internet banking, kartu kredit, hingga cash on delivery (dibayar ketika barang sampai). Sementara masalah penetapan harga, semua sesuai dengan merchant atau toko sebenarnya yang menjual produk tersebut.
Pertimbangan lain dalam membeli barang di toko online adalah jaminan kualitas dan keaslian produk. "Kami menjamin semua produk yang di jual adalah asli. Sebelum barang-barang tersebut kami terima, ada proses screening terlebih dahulu. Terutama kosmetik dan makanan harus ada lampiran dari BPOM," ujar Director Rakuten.co.id Indonesia, Yasunobu Hashimito
Untuk ketersediaan produk, toko belanja online tidak kalah dengan toko dan mal. “Produk yang paling banyak dicari pembeli ketika berbelanja online adalah fashion (21%), diikuti elektronik (18%), makanan dan minuman (8%), aksesoris (8%), interior dan kosmetik (6%), mainan dan hobi (5%), serta home appliance sekitar (5%),” ungkap Hashimito.
Dia menambahkan, melihat dari segi bisnis, prospek e-commerce ke depan akan menjanjikan, bukan tidak mungkin banyak bermunculan e-commerce baru dan menawarkan kemudahan dalam pembayaran dan kelengkapan itemnya.
Contoh sederhana seseorang mencari baju di online shop, tinggal mengisi formulir aplikasi termasuk memilih cara pembayaran dan menyetujui persyaratan. Dalam beberapa hari atau bahkan satu hari saja, barang sudah terkirim melalui kurir. Cara ini terlihat lebih simpel dan praktis. Tetapi, apakah keberadaannya dapat menyaingi toko dan mal yang terus bermunculan?
Beberapa tahun belakangan, belanja online semakin diminati masyarakat urban yang telah hidup berdampingan dengan internet, kususnya anak muda. Hal ini tidak terlepas dari jasa media sosial yang secara tidak langsung membuka jalan para penjual online ini.
"Tren berbelanja online memang tengah naik daun, terlebih lagi kepraktisan yang diberikan sangat memanjakan para penggila belanja. Kita tidak perlu repot lagi mengeluarkan biaya banyak cukup duduk manis dan barang yang diinginkan pun langsung diantar,” ungkap Amelia Masniari, salah seorang penggagas komunitas Miss Jinjing.
Wanita yang akrab disapa Amy ini menyebutkan, ada sensasi tersendiri antara berbelanja langsung dengan online. Jika berbelanja secara langsung kita bisa merasakan dan mencoba sendiri barang yang ingin kita beli, sedangkan berbelanja secara online kita harus banyak mencari referensi dan detail melihat keterangan barang yang ingin kita beli.
Barang yang banyak laku tentu saja tidak jauh-jauh dari gadget, aksesoris seperti tas dan topi, serta pakaian (fashion). Begitu juga dengan Facebook, Twitter, BBM, dan baru-baru saja Instagram juga menjadi sasaran empuk bagi para penjual online untuk memasarkan produknya.
Untuk memberi perbandingan yang jelas, banyak orang yang memilih belanja online karena alasan-alasan tertentu dan bersifat menguntungkan. Melalui belanja online, lebih banyak waktu dan uang yang bisa dihemat selain lebih praktis. Tidak perlu menghabiskan waktu di perjalanan yang terkadang macet, uang bensin, dan uang parkir ketika membawa pribadi. Bahkan, ada toko online yang memberikan jasa pelayanan antara barang secara gratis.
Beberapa orang masih merasa ragu belanja online karena masalah pembayaran. Namun semakin hari pembayaran itu semakin banyak pilihannya. Konsumen diberi kemudahan dengan adanya beberapa pilihan pembayaran mulai transfer melalui bank, internet banking, kartu kredit, hingga cash on delivery (dibayar ketika barang sampai). Sementara masalah penetapan harga, semua sesuai dengan merchant atau toko sebenarnya yang menjual produk tersebut.
Pertimbangan lain dalam membeli barang di toko online adalah jaminan kualitas dan keaslian produk. "Kami menjamin semua produk yang di jual adalah asli. Sebelum barang-barang tersebut kami terima, ada proses screening terlebih dahulu. Terutama kosmetik dan makanan harus ada lampiran dari BPOM," ujar Director Rakuten.co.id Indonesia, Yasunobu Hashimito
Untuk ketersediaan produk, toko belanja online tidak kalah dengan toko dan mal. “Produk yang paling banyak dicari pembeli ketika berbelanja online adalah fashion (21%), diikuti elektronik (18%), makanan dan minuman (8%), aksesoris (8%), interior dan kosmetik (6%), mainan dan hobi (5%), serta home appliance sekitar (5%),” ungkap Hashimito.
Dia menambahkan, melihat dari segi bisnis, prospek e-commerce ke depan akan menjanjikan, bukan tidak mungkin banyak bermunculan e-commerce baru dan menawarkan kemudahan dalam pembayaran dan kelengkapan itemnya.
(dmd)