Indovision Selalu Berinovasi
A
A
A
JAKARTA - PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) melalui brand produk Indovision terus melakukan inovasi. Hal ini mereka buktikan dengan berbagai penghargaan yang diraih televisi berbayar tersebut dengan kepuasan pelanggan terbaik di Indonesia.
Penghargaan di ajang Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2015 menjadi salah satu pengakuan masyarakat terhadap produk dan layanan Indovision di Tanah Air. (Baca: MNC Sky Vision Kembali Raih Penghargaan CSWA 2015)
Deputy CEO PT MNC Sky Vision, Tbk Yudha Wibawa mengemukakan, berbagai penghargaan yang diterima perusahaan membuktikan sikap selalu waspada perusahaan dan inovasi tanpa henti.
“Tiap tahun kami harus berinovasi meskipun market leader di atas 70%, namun kami selalu paranoid atau waspada. Karena bisnis media sangat sensitif apalagi kondisi ekonomi sedang jelek," ujar Yudha, saat ditemui dalam acara Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) 2015, Kamis (12/11/2015).
Sebagai informasi, MNC Sky Vision menjadi penerima penghargaan untuk kategori TV berlangganan terbaik. Penilaian penghargaan tersebut dilakukan oleh lembaga penilai brand terkemuka melalui empat pengukuran parameter.
Parameter pertama, Quality Satisfaction Score (QSS), merupakan pengukuran terhadap tingkat kepuasan terhadap kualitas produk atau kualitas layanan.
Parameter kedua, Value Satisfaction Score (VSS), adalah pengukuran tingkat kepuasan pelanggan terhadap harga yang mereka bayar. Dua parameter utama ini merupakan pengukuran yang ditujukan kepada kepuasan pelanggan.
Parameter ketiga adalah Perceived Best Score (PBS). Ini adalah pengukuran terhadap keyakinan dari konsumen bahwa merek yang mereka konsumsi atau gunakan adalah yang terbaik dalam hal kualitas pelayanan. Dimensi yang terkandung dalam pengukuran PBS ini adalah citra merek dan loyalitas dari merek tersebut relatif terhadap merek-merek lain. Jadi, terlihat bahwa terdapat unsur loyalitas dalam pengukuran ini.
Parameter keempat adalah Expectation Score (ES) yang merupakan pengukuran terhadap keyakinan konsumen bahwa sebuah merek akan tetap memberikan kepuasan di masa mendatang. Dengan demikian, terdapatlah dimensi waktu dalam pengukuran ini yaitu kepuasan masa lalu dan keyakinan akan kepuasan di masa mendatang. Dua titik waktu inilah yang mencerminkan potensi terhadap loyalitas dari merek ini. Bila demikian, ES adalah paramater yang memasukkan unsur loyalitas dalam pengukuran dari suatu merek.
Dia mengatakan kekuatan perseroan untuk tetap mendominasi pasar ialah fokus di kontain dan jaringan. Perseroan berkuasa dengan jumlah channel yang paling lengkap, ekslusif, dan premium. Kontain ini menjadi strategi pengikat konsumen Indovision untuk tidak pindah ke pesaing lainnya.
“Kami juga antisipasi perubahan segmen kelas menengah yang makin banyak. Segmen ini suka kontain lokal dan sudah diatasi MNC Channel yang lebih bagus daripada saluran free to air yang ditawarkan pesaing. Berikutnya kami sudah miliki saluran ekslusif Piala Eropa di Soccer Channel,” ujar Yudha.
Secara networking di lapangan, dengan 114 cabang yang luas juga berarti unggul dalam menjual dengan lebih baik dibandingkan menggunakan tenaga outsourcing. Sekaligus berarti layanan teknisi yang bisa langsung atasi masalah sebelum klien makin kecewa.
“Pesaing lain tidak mungkin mengatasi masalah kerusakan di setiap kota dalam satu hari. Hanya kami yang bisa melakukannya saat ini. Tidak mungkin klien di rumah tahan untuk menunggu teknisi beberapa hari sedangkan acara favoritnya lewat,” terangnya.
Dua kekuatan tersebut otomatis membuat perseroan dapat mempertahankan harga produk di tengah persaingan. Meskipun harga bersaing murah namun tetap unggul secara value. Dengan Rp169 ribu untuk berlangganan mendapatkan 70 channel premium. Sedangkan pesaing bisa menjual murah tapi isinya tidak premium.
"Bagi kami yang penting value for money dan tidak sekedar murah. Lima tahun harga tidak naik padahal kami tertekan karena harga kontain import dengan USD dan inflasi. Sehingga keuntungan per customer turun. Tapi yang penting volume kita kejar terus dan tetap unggul," terangnya.
Dia menekankan pihaknya akan menjaga loyalitas pelanggan yang sejalan dengan value produk untuk selanjutnya meningkatkan value dari brand. Pihaknya juga ingin kembangkan merek lainnya seperti Okevision dan Top TV untuk segmen tv berbayar.
"MNC Group juga punya brand lainnya yang sangat potensial seperti MNC Land, MNC Finance, ataupun Bank MNC. Terbukti MNC Group memiliki brand value yang sangat tinggi. Untuk Media Nusantara Citra memiliki nilai USD318 juta, MNC Sky memiliki value USD121 juta, Global Mediacom USD17 juta, dan MNC Investama senilai USD14 juta," jelasnya.
Dia menjelaskan pihaknya siap untuk menghadapi pasar bebas ASEAN karena posisi MNC Group yang solid termasuk di kawasan Asia Tenggara.
"Kalau MEA pengaruhnya hanya pasar yang terbuka dan saat ini sebenarnya produk produk juga sudah berkompetisi. Sehingga tidak terlalu banyak perubahan peta brand kedepannya. MNC sangat siap karena besar dan solid untuk bersaing. Secara grup media tidak ada yang terintegrasi sebesar kita," tandasnya.
Penghargaan di ajang Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2015 menjadi salah satu pengakuan masyarakat terhadap produk dan layanan Indovision di Tanah Air. (Baca: MNC Sky Vision Kembali Raih Penghargaan CSWA 2015)
Deputy CEO PT MNC Sky Vision, Tbk Yudha Wibawa mengemukakan, berbagai penghargaan yang diterima perusahaan membuktikan sikap selalu waspada perusahaan dan inovasi tanpa henti.
“Tiap tahun kami harus berinovasi meskipun market leader di atas 70%, namun kami selalu paranoid atau waspada. Karena bisnis media sangat sensitif apalagi kondisi ekonomi sedang jelek," ujar Yudha, saat ditemui dalam acara Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) 2015, Kamis (12/11/2015).
Sebagai informasi, MNC Sky Vision menjadi penerima penghargaan untuk kategori TV berlangganan terbaik. Penilaian penghargaan tersebut dilakukan oleh lembaga penilai brand terkemuka melalui empat pengukuran parameter.
Parameter pertama, Quality Satisfaction Score (QSS), merupakan pengukuran terhadap tingkat kepuasan terhadap kualitas produk atau kualitas layanan.
Parameter kedua, Value Satisfaction Score (VSS), adalah pengukuran tingkat kepuasan pelanggan terhadap harga yang mereka bayar. Dua parameter utama ini merupakan pengukuran yang ditujukan kepada kepuasan pelanggan.
Parameter ketiga adalah Perceived Best Score (PBS). Ini adalah pengukuran terhadap keyakinan dari konsumen bahwa merek yang mereka konsumsi atau gunakan adalah yang terbaik dalam hal kualitas pelayanan. Dimensi yang terkandung dalam pengukuran PBS ini adalah citra merek dan loyalitas dari merek tersebut relatif terhadap merek-merek lain. Jadi, terlihat bahwa terdapat unsur loyalitas dalam pengukuran ini.
Parameter keempat adalah Expectation Score (ES) yang merupakan pengukuran terhadap keyakinan konsumen bahwa sebuah merek akan tetap memberikan kepuasan di masa mendatang. Dengan demikian, terdapatlah dimensi waktu dalam pengukuran ini yaitu kepuasan masa lalu dan keyakinan akan kepuasan di masa mendatang. Dua titik waktu inilah yang mencerminkan potensi terhadap loyalitas dari merek ini. Bila demikian, ES adalah paramater yang memasukkan unsur loyalitas dalam pengukuran dari suatu merek.
Dia mengatakan kekuatan perseroan untuk tetap mendominasi pasar ialah fokus di kontain dan jaringan. Perseroan berkuasa dengan jumlah channel yang paling lengkap, ekslusif, dan premium. Kontain ini menjadi strategi pengikat konsumen Indovision untuk tidak pindah ke pesaing lainnya.
“Kami juga antisipasi perubahan segmen kelas menengah yang makin banyak. Segmen ini suka kontain lokal dan sudah diatasi MNC Channel yang lebih bagus daripada saluran free to air yang ditawarkan pesaing. Berikutnya kami sudah miliki saluran ekslusif Piala Eropa di Soccer Channel,” ujar Yudha.
Secara networking di lapangan, dengan 114 cabang yang luas juga berarti unggul dalam menjual dengan lebih baik dibandingkan menggunakan tenaga outsourcing. Sekaligus berarti layanan teknisi yang bisa langsung atasi masalah sebelum klien makin kecewa.
“Pesaing lain tidak mungkin mengatasi masalah kerusakan di setiap kota dalam satu hari. Hanya kami yang bisa melakukannya saat ini. Tidak mungkin klien di rumah tahan untuk menunggu teknisi beberapa hari sedangkan acara favoritnya lewat,” terangnya.
Dua kekuatan tersebut otomatis membuat perseroan dapat mempertahankan harga produk di tengah persaingan. Meskipun harga bersaing murah namun tetap unggul secara value. Dengan Rp169 ribu untuk berlangganan mendapatkan 70 channel premium. Sedangkan pesaing bisa menjual murah tapi isinya tidak premium.
"Bagi kami yang penting value for money dan tidak sekedar murah. Lima tahun harga tidak naik padahal kami tertekan karena harga kontain import dengan USD dan inflasi. Sehingga keuntungan per customer turun. Tapi yang penting volume kita kejar terus dan tetap unggul," terangnya.
Dia menekankan pihaknya akan menjaga loyalitas pelanggan yang sejalan dengan value produk untuk selanjutnya meningkatkan value dari brand. Pihaknya juga ingin kembangkan merek lainnya seperti Okevision dan Top TV untuk segmen tv berbayar.
"MNC Group juga punya brand lainnya yang sangat potensial seperti MNC Land, MNC Finance, ataupun Bank MNC. Terbukti MNC Group memiliki brand value yang sangat tinggi. Untuk Media Nusantara Citra memiliki nilai USD318 juta, MNC Sky memiliki value USD121 juta, Global Mediacom USD17 juta, dan MNC Investama senilai USD14 juta," jelasnya.
Dia menjelaskan pihaknya siap untuk menghadapi pasar bebas ASEAN karena posisi MNC Group yang solid termasuk di kawasan Asia Tenggara.
"Kalau MEA pengaruhnya hanya pasar yang terbuka dan saat ini sebenarnya produk produk juga sudah berkompetisi. Sehingga tidak terlalu banyak perubahan peta brand kedepannya. MNC sangat siap karena besar dan solid untuk bersaing. Secara grup media tidak ada yang terintegrasi sebesar kita," tandasnya.
(dmd)