Masa Depan Industri E-Commerce RI Cerah

Senin, 09 November 2015 - 08:18 WIB
Masa Depan Industri E-Commerce RI Cerah
Masa Depan Industri E-Commerce RI Cerah
A A A
JAKARTA - Industri e-commerce di Indonesia diperkirakan akan bermasa depan cerah, mengingat dalam beberapa tahun ke depan ada tiga faktor utama yang mendukung perkembangan industri e-commerce di Indonesia.

"Ketiga faktor utama tersebut adalah penetrasi internet di Indonesia akan mencapai 250 juta pengguna, setara dengan di Amerika Serikat saat ini, Indonesia akan termasuk ke dalam 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, di mana 60 persennya berasal dari level UKM dan mayoritas penduduk Indonesia (300 juta dalam beberapa tahun ke depan) akan terkoneksi dengan menggunakan smartphone," jelas CFO & Co-founder Bukalapak.com Fajrin Rasyid dalam rilisnya, Jakarta, Senin (9/11/2015).‎

Menurutnya, beberapa fakta terkait industri e-commerce Indonesia saat ini adalah classified website (iklan baris online) masih memiliki pengguna besar. Selain itu berdasarkan data yang ada, transaksi e-commerce di Indonesia paling besar masih melalui media social.

"Jadi orang-orang yang belanja dan jualan melalui media social seperti facebook, instagram, twitter, BBM group, whatsapp dan lain sebagainya diperkirakan masih lebih besar dibanding mereka yang belanja melalui platform e-commerce yang sudah ada," jelas Fajrin.

Selain itu, penetrasi mobile internet di Indonesia sangat besar, karena banyak orang yang terhubung ke internet menggunakan smartphone. Namun, masih ada masalah dalam hal infrastruktur mobile internet yang belum merata.

Atas dasar itu, mobile dan desktop masih sama-sama penting karena ada beberapa orang yang takut menggunakan perangkat mobile untuk transaksi e-commerce karena khawatir koneksinya putus-putus dan memilih mobile untuk browsing (berselancar) tetapi menggunakan desktop untuk transaksi e-commerce.

Dia mengatakan, saat ini pengunjung platform e-commerce (khususnya e-commerce besar) yang menggunakan perangkat mobile berkisar 50%-75%, baik melalui mobile web maupun menggunakan mobile aplikasi.

"Dalam hal pembayaran transaksi e-commerce, saat ini orang Indonesia masih banyak menggunakan transfer bank sebagai sarana pembayaran, sementara debit card dan credit card penetrasinya masih kecil, sehingga diperkirakan sekitar 60%-70% persen transaksi pembayaran di kebanyakan e-commerce di Indonesia masih menggunakan transfer bank," ujar Fajrin.

Tantangan lain dalam industri e-commerce di Indonesia adalah logistik, karena kondisi geografis Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau baik besar dan kecil, sehingga pengiriman keluar daerah atau pulau bisa memakan waktu lama bahkan berhari-hari baru sampai di tangan penerima.

Terakhir, dalam hal regulasi bidang e-commerce, Pemerintah semakin terbuka, ada beberapa peraturan seputar e-commerce yang masih dalam bentuk draft dan belum diputuskan sehingga kita perlu menunggu sama-sama.

"Seperti RPP Perdagangan Elektronik dari Kementerian Perdagangan, roadmap e-commerce dari Kemenkominfo, National Payment Gateway dari Bank Indonesia dan OJK serta wacana perubahan Daftar Negatif Investasi bidang e-commerce dari Badan Koordinasi Penanaman Modal," pungkas Fajrin.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8142 seconds (0.1#10.140)